Senin, 19 September 2011

MENGARAHKAN PANDANGAN

Maz. 16:8

Charles Spurgeon, pengkotbah legendaries asal Inggris ini menuai banyak kontraversi di masa-masa puncak pelayanannya. Media dijamannya senang memuat berita tetang dirinya. Mereka mengambil keuntungan dari sebuah target yang besar, seorang pengkotbah yang jga manusia biasa. Pada umumnya ia dapat mengendalikan dirinya, tetapi ada satu titik dimana menurut apa yang diberitakan sudah keterlaluan. Sama seperti kita, Spurgeon pun memiliki batas kesabaran.

Istrinya memperhatikan depresi yang sedang dialami Spurgeon. Ia menjadi prihatin akan keadaan suaminya, dan berharap agar ia tidak kehilangan semangat dan kesempatan sementara menjalani masa-masa sulit tersebut. Rasa keprihatinannya itu membuat istrinya melakukan sesuatu yang luar biasa. Ia membuka Alkitabnya di perikop Kotbah Di Bukit, dimana Yesus berkata:”Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” ( Mat. 5:11-12)

Dengan tulisan tangannya sendiri, sabg istri menulis kata-kata itu di sebuah kertas besar. Kemuadian ia menempelkannya di langit-langi di atas ranjang. Ketika sang pengkotbah membalikkan badan keesokan paginya, ia terbangun dan mengedip-ngedipkan matanya, ia membaca kata-kata tersebut. Ia membacanya dengan keras. Ia terfokus secara vertical terhadap apa yang dikatakan Allah dan hal tersebut memperbaharui hatinya. Bukankah ide sang istri sungguh luar biasa?

Hal yang sama juga dapat Anda alami, jika Anda mengarahkan pandangan Anda lurus kepada Allah, maka Anda mendengar Dia berbicara langsung kepada hati Anda. Percayalah, perjumpaan dengan Allah kala penderitaan akan mengubahkan kehidupan Anda. Anda tidak sendiri. Tuhan selalu bersama dengan kita.

Kekuatan Kita adalah Ketika Kita Mengandalkan Tuhan Sepenuhnya.

Tidak ada komentar: