Senin, 19 September 2011

KEKAYAAN SEJATI

Mark. 10:23

Beberapa silam yang lalu, bank besar Citicorp memasang serangkaian reklame iklan tentang uang,” Uang Mengubah tebal dompet bda … Pastikan uang tidak mengubah bagian lain dari hidup Anda!” dan “Jika orang berkata bahwa Anda terbuat dari uang, Anda seharusnya memperhatikan kepribadian anda!” Iklan-iklan ini member sudut pandang baru yang menyegarkan tentang kekayaan.

Allah juga memiliki pandangan yang mengejutkan tentang kekayaan. Menurut Allah, Anda mungkin “kaya” dalam harta duniawi, tetapi jiwa Anda sebenarnya sangat miskin. Atau Anda mungkin miskin secara materi duniawi, tetapi menurut standar Allah, Anda kaya dan berkelimpahan.

Kekayaan memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi seseorang dan dini mengingatkan saya akan sebuah kisaj tentang penguasa muda yang kaya. Setelah mendiskusikan topic kehidupan kekal, Yesus memintanya untuk menjual segala miliknya, memberikan kepada orang-orang miskin, lalu mengikut-Nya. Sayangnya, pemuda tersebut “menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih sebab banyak hartanya” (Mark. 10:22). Lalu Yesus mengajar para murid-Nya: “alangkah sukarnya orang yang beruang masuk kedalam kerajaan Allah.”(ay.23)

Ini bukan berarti Yesus menolak kekayaan. Hanya saja Dia bersedih ketika kita menilai sesuatu lebih berharga daripada Dia. Kita dapat bekerja keras dan mendapatkan uang, tetapi itu menjadi hal-hal yang paling kita kejar dalam hidup, berarti Yesus tidak lagi menjadi yang utama. Menempatkan-Nya sebagai yang pertama dan utama dalam hidup kita adalah kunci dari kekayaan yang sejati.

Tidak ada komentar: