Jumat, 24 Mei 2013

DI TENGAH MUSIM GUGUR, BERSABARLAH!


Yakobus 5:7-11


"Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan."  Yakobus 5:10

Kita masih ingat peristiwa yang terjadi di negeri ini beberapa waktu yang lalu, dimana demonstrasi terjadi secara besar-besaran menuntut dibatalkannya rencana kenaikan harga BBM.  Kita tahu bila harga BBM naik akan berdampak terhadap harga-harga kebutuhan pokok rakyat.  Bisa dibayangkan betapa nasib masyarakat kelas bawah:  makin hidup dalam kesukaran dan penderitaan.  Jangankan menatap masa depan, menjalani hidup hari demi hari saja sudah sangat terasa berat.  Firman Tuhan ini menasihatkan agar kita tetap sabar dan kuat dalam menghadapi masa-masa sukar di akhir zaman ini.  Dikatakan, "Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!"  (Yakobus 5:7a).  Kata 'bersabar' disebutkan berulang-ulang dengan harapan supaya setiap anak Tuhan menyadari akan hal ini.  Bersabar adalah kunci untuk menghadapi situasi kehidupan sekarang ini.

     Tuhan mengajar kita untuk belajar dari kehidupan seorang petani yang begitu sabar menantikan masa panen, karena kehidupan petani sangat bergantung pada hasil panennya.  Karenanya mereka terus bersabar mulai dari saat menanam benih, merawat tanaman itu tumbuh, hingga musim panen tiba.  Itu bukanlah waktu yang singkat, tapi melalui proses yang begitu panjang.  Dikatakan oleh yakobus para petani melewati 2 musim yaitu musim gugur dan musim semi.  Ketika musim gugur datang semua tanaman mengalami terik, di mana dedaunan dan bunga-bunga rontok;  pohon-pohon menjadi gundul.  Meski demikian para petani tidak menjadi kecewa apalagi putus asa, mereka tetap sabar dan bertekun karena tahu bahwa pada saatnya masa itu akan lewat dan berganti dengan musim semi.  Di musim semi inilah daun-daun mulai menghijau, tunas bermunculan, bunga-bunga bermekaran, dan pohon-pohon pun mulai menghasilkan buah pertanda bahwa masa panen telah tiba.

     Jika kita sedang ada di 'musim gugur', seolah-olah tidak ada harapan, menderita sakit-penyakit, kesulitan ekonomi, jangan bersungut-sungut dan menggerutu.

Tetapi tetap sabar dan nantikan Tuhan karena pada saatnya 'musim semi' itu tiba dan semua indah pada waktuNya!

PERCERAIAN KEBENCIAN TUHAN!


Maleakhi 2:10-16


"Sebab Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel..."  Maleakhi 2:16

Kawin-cerai sepertinya menjadi hal yang biasa banyak orang, terutama di kalangan para artis atau selebritis.  Menikah baru beberapa tahun, ada yang hanya dalam hitungan bulan, kemudian memutuskan untuk bercerai karena merasa sudah tidak cocok lagi.  Bahkan ada yang kawin-cerai sampai 2-3 kali.  Banyak orang berpikir bahwa ketika rumah tangganya dalam masalah, perceraian adalah jalan terbaik.  Salah besar!  Perceraian adalah jalan terburuk dan ini merupakan perbuatan keji di mata Tuhan.  Mengapa?  "Oleh sebab Tuhan telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.  Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya."  (ayat 14-15).

     Ingat, pernikahan bukanlah perjanjian antara dua orang saja, tetapi melibatkan tiga pribadi yaitu suami, isteri dan juga Tuhan.  Dalam janji pernikahan, suami dan isteri saling menandatangani sebuah surat perjanjian untuk saling mengasihi, menerima kelebihan dan kekurangan pasangan dan berjanji sehidup semati atau setia sampai maut memisahkan mereka berdua.  Tuhan adalah saksi utama yang juga turut menandatangani dan mensahkannya.  Sesuai dengan rencana Tuhan, pria dan wanita dipertemukan untuk menjadi satu daging supaya mereka saling melengkapi, mengasihi, bersekutu dan bersama-sama melayani Tuhan.

     Jadi, perceraian tidak hanya melanggar sebuah perjanjian kudus, tetapi juga merupakan kebencian Tuhan.  Suami dan isteri yang telah dipersatukan dalam ikatan pernikahan bukan lagi dua tetapi menjadi satu daging, dan apabila dipisahkan pasti akan terasa sakit sekali.  Tuhan tahu itu karena Ia turut juga merasakan kelemahan kita, karena itulah Dia sangat membenci perceraian.  Apa pun alasannya, perceraian bukanlah jalan Tuhan.  Pikirkan dampak yang ditimbulkan, di mana anak-anak pasti menjadi korban.

Seberat apa pun badai menyerang dalam rumah tangga, jangan putus asa, datang pada Tuhan Yesus, Dia pasti akan memberi jalan keluarnya!

TANDA-TANDA KEDEWASAAN ROHANI


Roma 12:9-21 


"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  Roma 12:11

Tanda seseorang dewasa rohani adalah apabila hidupnya benar-benar berubah dan makin sungguh-sungguh dalam Tuhan.  Ayat nas mengingatkan agar kita rajin beribadah apa pun keadaan kita, sebab  "...ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (1 Timotius 4:8).  Biarlah roh kita terus menyala-nyala bagi Tuhan, kian rajin berdoa dan melayani Tuhan.  Orang Kristen dewasa akan senantiasa penuh kesungguhan melakukan kehendak Tuhan.  Terkadang kita diijinkan mengalami dan melewati masa-masa sukar, penderitaan dan dalam tekanan supaya kita benar-benar merasakan dan mengalami kasih Tuhan nyata.

     Seorang Kristen yang dewasa pasti memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan.  Ada pun tanda bahwa seseorang bisa dikatakan Kristen yang dewasa antara lain adalah: Pertama, fokus kepada Tuhan.  orang kristen yang dewasa rohani pasti tidak akan terpengaruh oleh keadaan;  senantiasa mengandalkan Tuhan dan memiliki penyerahan penuh kepadaNya sehingga di segala keadaan masih tetap bisa mengucap syukur.  Berbeda dengan seorang Kristen kanak-kanak, yang karena kerohaniannya suam-suam kuku, biasanya mudah sekali goyah dan terombang-ambing oleh situasi;  percaya kepada Tuhan Yesus tetapi masih juga pergi dan mencari pertolongan kepada dukun atau paranormal, masih saja percaya kepada primbon, hongsui, ramalan bintang dan lain-lain.  Ada juga yang rajin beribadah ke gereja tapi di rumah masih menyimpan jimat.

     Kedua, hidup dalam pimpinan Roh Kudus.  Artinya tidak lagi hidup menurut keinginan daging karena sudah mampu menimbang dan membedakan mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak.  Dalam Ibrani 5:14 dikatakan,  "...makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."

     Ketiga, menghasilkan buah.  Hidupnya menjadi berkat bagi orang lain dan memiliki komitmen dalam pelayanan;  dan semua itu ia lakukan bukan karena rutinitas belaka, tapi didasari oleh kasihnya kepada Tuhan.

Renungkan:  sudahkah kita mencapai kedewasaan rohani?

PERCAYA DAN JANGAN LAGI KUATIR!


Mazmur 56:1-14


"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?"  Mazmur 56:9

Mengapa kita sering merasa takut dan kuatir?  Karena kita suka sekali menghitung-hitung masalah, kesukaran dan penderitaan yang kita alami.  Jika hal itu terus kita lakukan, kita akan semakin kecewa dan terpuruk.  Sesungguhnya kita tidak memiliki kuasa untuk menghitung-hitung masalah dan penderitaan kita.  Semakin kita menghitungnya, semakin kita menjadi lemah.  Ingat, ketika berdoa dan menyerahkan seluruh beban hidup kita kepada Tuhan dengan linangan air mata, air mata kita telah Tuhan daftarkan.  Artinya, air mata kita telah ditampung di dalam kirbat Tuhan dan Ia hendak menggantikannya dengan berkat dan sukacita yang berkelimpahan.  Karena itu berhentilah menghitung-hitung, milikilah iman yang teguh bahwa Tuhan sangat peduli dengan apa yang kita alami.

     Kita harus sadar bahwa kekuatiran, ketakutan dan kebimbangan adalah bentuk serangan Iblis bagi orang percaya di akhir zaman.  Iblis selalu memiliki rancangan yang buruk bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi orang percaya.  Iblis sangat suka melihat orang Kristen yang selalu kuatir, takut dan bimbang.  Memang itulah agenda Iblis:  menyerang manusia di segala aspek kehidupannya, baik lewat perekonomian, keluarga atau rumah tangga, pelayanan dan sebagainya sehingga manusia akan kehilangan damai sejahtera, sukacita, dan tidak percaya lagi alias mulai ragu akan kuasa Tuhan.  Akibatnya manusia mulai mencari pertolongan instan kepada ilah-ilah lain.

     Semakin kita memandang sekeliling kita, kita akan semakin memikirkan masalah dan hal itu membuat kita menjadi lemah.  Mari kita arahkan pandangan kita pada kebesaran dan kedahsyatan kuasa Tuhan saja.  Tidak seharusnya kita kuatir dan bimbang sebab kita memiliki Tuhan yang besar, yang jauh melebihi besarnya semua masalah yang kita alami di dunia ini.  Apakah dengan kuatir, masalah kita terselesaikan?  Justru sebaliknya, kekuatiran dan kebimbangan semakin menjauhkan kita dari mujizat Tuhan, karena "...orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.  Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan."  (Yakobus 1:6-7).

Buang semua kekuatiran, dan percayalah!

TUHAN DAPAT MEMAKAI SIAPA SAJA!


Amos 7:10-17


"Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan."  Amos 7:14

Banyak orang Kristen berpikir bahwa yang boleh melayani Tuhan atau memberitakan firman Tuhan hanyalah orang-orang yang menyandang gelar sarjana teologia atau para lulusan sekolah Alkitab, pendeta, mereka yang sudah lama menjadi Kristen, atau yang punya keahlian bermain musik dan talenta lain.  Perhatikan!  Semua anak Tuhan tanpa terkecuali, besar atau kecil, tua atau muda, pendeta atau bukan, sekolah Alkitab atau tidak, punya tugas dan kewajiban untuk melayani Tuhan dan turut ambil bagian dalam pelebaran kerajaan Allah di muka bumi ini.  Jadi tidak ada batasannya karena tingkat pelayanan masing-masing orang berbeda, dari yang paling sederhana hingga yang paling besar tanggung jawab serta konsekuensinya di hadapan Tuhan dan juga manusia.

     Salah satu contohnya adalah Amos.  Siapakah Amos?  Amos adalah orang biasa yang hanya berprofesi sebagai peternak dan juga pemungut buah ara di hutan.  Meski demikian, bukanlah halangan bagi dia untuk dipakai Tuhan menjadi alatNya yang luar biasa.  Amos dipanggil Tuhan untuk menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang yang berada di Israel Utara, di mana kejahatan pada waktu itu sangat merajarela dan mereka tidak takut akan Tuhan.  Itulah sebabnya Tuhan mengutus Amos untuk menyampaikan nubuatan-nubuatan tentang penghukuman atas mereka.  Nama  'Amos'  sendiri berarti  'yang diangkat atau ditopang oleh Tuhan'.  Sesuai dengan namanya, dalam menjalankan tugasnya Amos mendapat topangan langsung dari Tuhan, karena dengan kekuatan sendiri ia pasti tidak akan mampu mengerjakan tugas dari Tuhan ini.

     Dengan penyertaan tangan Tuhan, Amos rela meninggalkan kampung halamannya di Tekoa (Israel Selatan), pergi ke tempat di mana Tuhan telah tunjukkan.  Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak perlu takut atau merasa kecil hati untuk melayani Tuhan.  Ingat, Tuhan tidak pernah memanggil dan memilih seseorang menurut kriteria manusia, tapi Ia melihat hati.

Yang pasti  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  Roma 8:28

YANG DIPAKAI TUHAN ADALAH.... ?

1 Korintus 1:18-31

"Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita."  1 Korintus 1:30

Rasul Paulus menyadari bahwa keberadaannya sebagai pemberita Injil tak lebih sebagai "...hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah."  (1 Korintus 4:1).  Sebagai seorang hamba, tugasnya hanyalah taat dan tak punya hak untuk menuntut;  baginya, dipercaya sebagai pemberita Injil sudah merupakan anugerah yang luar biasa, karena itulah kepercayaan ini tidak pernah disia-siakannya.  Setiap kita adalah hamba-hamba Tuhan dan kita punya kesempatan untuk dipakai Tuhan seperti Rasul Paulus.

     Siapa yang Tuhan pakai?  Pertama, Tuhan akan memakai orang-orang yang setia.  Tuhan sangat memperhatikan orang-orang yang setia mengerjakan perkara-perkara kecil.  Contohnya adalah Daud.  Sebelum menjadi raja, Daud hanyalah seorang penggembala domba yang jumlahnya hanya 2-3 ekor, tapi ia begitu setia mengerjakan tugas itu.  Banyak orang maunya langsung memulai perkara-perkara besar tapi tidak suka dan tidak setia mengerjakan perkara-perkara kecil.  Justru orang yang telah teruji kesetiaannya dalam mengerjakan perkara-perkara kecil pada saatnya akan dipercaya Tuhan untuk perkara-perkara yang lebih besar.  Tertulis,  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10).  Oleh karena itu setialah terhadap perkara apa pun yang dipercayakan Tuhan kepada kita saat ini meski itu perkara-perkara kecil, karena cepat atau lambat Ia akan memberikan upah kepada setiap orang yang setia kepadaNya.

     Kedua, Tuhan memakai orang-orang yang rendah hati yang memberikan segala kemuliaan kepadaNya, yaitu orang yang rela memberikan segenap hidupnya untuk Tuhan tanpa mencari hormat dan pujian dari manusia.  Itulah sebabnya mengapa Tuhan memakai orang-orang yang dipandang kurang berarti oleh dunia supaya jangan ada seorang pun yang memegahkan diri di hadapan Tuhan dan manusia, yaitu orang-orang yang mau dibentuk, dibersihkan dan dipotong, karena tidak ada seorang pun bisa langsung siap dipakai Tuhan tanpa melalui proses.

Mari sabar saat Ia membentuk kita, karena rencanaNya selalu sempurna atas kita!

DARI BIASA MENJADI LUAR BIASA


Senin, 27 Mei 2013

Efesus 3:14-21

"Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,"  Efesus 3:20

Banyak dari kita yang berpikir Tuhan hanya memakai orang-orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau pintar, kaya dan kuat saja untuk Ia pakai sebagai kemuliaanNya.  Lalu, kita yang merasa diri sebagai orang yang biasa-biasa saja dan tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan, menjadi rendah diri dan merasa tidak layak di hadapan Tuhan.  Perhatikan ayat ini:  "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."  (1 Korintus 1:27-29).  Justru orang-orang yang dipandang sebelah mata oleh dunia dan orang-orang  "biasa"  dapat dipakai Tuhan secara ajaib, karena  "...Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan,"  Jadi kita pun dapa melakukan perkara-perkara besar dan ajaib asal kita percaya bahwa Tuhan sanggup memakai hidup kita menurut kuasaNya.

     Tokoh-tokoh besar seperti Abraham, Musa, Daud, Gideon, Yosua dan lain-lain adalah orang-orang biasa yang dipakai dan diurapi Tuhan menjadi orang-orang yang luar biasa.  Tuhan tidak mencari orang-orang yang mampu, kuat atau pintar, tetapi Dia mencari orang yang mau, yaitu mau untuk diproses dan dibentuknya menjadi bejanaNya yang mulia dan berharga.  Saat ini Tuhan sedang mencari orang-orang yang mengasihi Dia dengan sungguh, memiliki hati yang benar dan memiliki tekad untuk memberi yang terbaik bagiNya.  Manusia melihat penampilan luar seseorang dan apa yang terlihat secara kasat mata, tetapi Tuhan melihat hati  (baca 1 Samuel 16:7).

     Jika saat ini Tuhan memilih dan mengurapi kita menjadi alatNya, itu semata-mata karena anugerahNya.  Karena itu jangan ada yang membanggakan diri atau menyombongkan diri.  Tidak ada alasan sedikit pun bagi kita untuk bermegah.

Tetaplah rendah hati dalam pelayanan, jangan sekali-kali mencari hormat pujian manusia, karena segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja!